Sunday, November 16, 2014

Pawai Obor Perdamaian Memperingati Hari Toleransi Internasional 2014

TalentaNews.com, Jakarta -
    Peringatan Hari Toleransi Internasional ke-19 tepat tanggal 16 November ini, Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika (ANBTI) mengadakan Pawai Obor Perdamaian 2014 di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta, Minggu pagi (16/11).
    KH.Maman Imanulhaq sebagai Majelis Nasional ANBTI membuka Pawai Obor Perdamaian 2014, dengan jumlah 3.000 peserta yang diantaranya ada menggunakan pakaian adat serta pelepasan 19 burung merpati. Pawai dimulai Bunderan HI sepanjang area Car Free Day, hingga finish di Patung Kuda depan Indosat.
    Tema kegiatan itu "Damai dalam Kebhinnekaan" yang diselenggarakan oleh Aliansi Nasional Bhinneka Tunggal Ika (ANBTI) dan Perkumpulan Bhinneka Tunggal Ika (PBTI), didukung oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Kementerian Sosial.
    Sekjen ANBTI Nia Sjarifudin mengatakan, kegiatan tersebut digelar untuk mengingatkan masyarakat agar menjaga keharmonisan di negeri yang lahir dari kebhinnekaan agama dan kepercayan, suku, etnis, serta golongan.
    "Hari Toleransi Internasional ini penting bagi Indonesia. Karena masyarakat kita ini beragam, oleh karena itu penting menjaga keharmonisan dalam payung Pancasila," kata Nia Sjarifudin.
    ANBTI menyinggung minimnya perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan rakyat Papua. Acara tersebut dihadiri Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Susana Yambise asal Papua.
    "Ungkapan ini penting disampaikan karena sebagai harapan bersama untuk mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua. Karena selama ini Papua mengalami eksploitasi Sumber Daya Alam (SDA) yang luar biasa," tambah Nia.
    "Menghadapi itu, kadang perlakuan kurang tepat terhadap masyarakat Papua juga menjadi bidang pemerintahan dan proses-proses politik," tegasnya.
    Terakhir, Nia menyampaikan harapan untuk tanah kelahirannya, Papua, agar tidak terus berkonflik. Menurutnya, jika terus berkonflik maka pembangunan di Papua akan tertinggal dibandingkan dengan daerah lain.
    Pesan perdamaian juga disampaikan Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, "konflik suku dan agama yang kerap timbul di daerah harus diredam."

    Khofifah berpesan agar Bhinneka Tunggal Ika jangan sampai luntur, karena perbedaanlah yang membuat Indonesia menjadi besar. (AGUNG SOVIANTO)

No comments:

Post a Comment